Memaksimalkan Publikasi Ilmiah Pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam




Pentingnya Publikasi

“Writing in a scientific style may be hard in the beginning for novices, but clear communication and concise writing for a scientific audience can be trained” (Davis, 1997)

Saya, tertarik untuk menulis ini, setelah merenungi kata-kata yang disampaikan oleh Prof. Dr. Suyitno, MA (Direktur PTKI) pada saat acara Tadarus Litapdimas seri ke-21 itu mengambil tema “Menguak Teks, Tradisi, dan Otoritas Keilmuan”.tanggal 22 September 2020 yang lalu.

Beliau mengatakan:

“Hanya sedikit karya ilmiah yang dihasilkan dari sekian banyak disertasi, dan sebagian besar disertasi hanya bermanfaat untuk penulis dan untuk sedikit akademisi yang hadir pada saat promosi”

Padahal sejatinya, dan kita semua yakin bahwa di setiap disertasi itu banyak ide-ide baru, konsep-konsep baru tentang Pendidikan atau bidang lain yang kalau diseminasikan di tengah masyarakat akan membawa dampak positif dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Sebuah kritik membangun agar kita mulai menumbuhkan dan membudayakan menulis artikel ilmiah dan mempublikasikanya, terutama bagi calon-calon Doktor sehingga Disertasi yang dihasilkan tidak hanya mencetak seseorang menjadi doktor akan tetapi perlu juga dibarengi dengan karya-karya ilmiah yang bermanfaat bagi masyarakat, baik masyarakat dilingkungan akademik atau masyarakat umum.

Ada istilah lucu-lucuan yang cukup popular di lingkungan Mahasiswa Doktoral, mereka bilang begini; “Disertasi yang baik itu adalah disertasi yang bisa menjadikan anda seorang Doktor”, dan istilah itu ada benarnya dan pada kenyataannya memang seperti itu, karena tidak semua Mahasiswa yang mengikuti Pendidikan program Doktor, berhasil meraih gelar Doktor, banyak yang putus di tengah jalan.

Diseminasi Disertasi, sebagai bentuk publikasi Ilmiah hasil penelitian belum membudaya di lingkungan PTKI, padahal di Perguruan TInggi Umum (PTU) kewajiban untuk publikasi sejak beberapa tahun belakangan ini sudah menjadi sebuah keharusan.

Bagi mahasiswa jenjang sejak S1 sampai S3 yang ingin menyelesaikan studinya, wajib menulis artikel ilmiah hasil diseminasi skripsi, thesis maupun Disertasi sebagaimana tertuang di dalam Surat Edaran (SE) Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Kemenristekdikti) sebabagi berikut:

1) lulusan program sarjana dan program sarjana terapan menyusun skripsi atau laporan tugas akhir dan mengunggahnya ke Repositori perguruan tinggi yang diintegrasikan di portal Repositori Tugas Akhir Mahasiswa Kemenristekdikti (rama.ristekdikti.go.id) kecuali apabila dipublikasikan di jurnal;

2) lulusan program magister menyusun tesis atau bentuk lain yang setara dan makalah yang diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi atau diterima untuk diterbitkan di jurnal internasional;

3) lulusan program magister terapan menyusun tesis atau bentuk lain yang setara dan karya yang dipresentasikan atau dipamerkan;

4) lulusan program doktor menyusun disertasi dan makalah yang telah diterbitkan di jurnal internasional bereputasi; dan

5) lulusan program doktor terapan menyusun disertasi dan makalah yang telah diterbitkan di jurnal nasional terakreditasi minimal peringkat sinta 3 atau diterima di jurnal internasional atau karya yang dipresentasikan atau dipamerkan dalam forum internasional.

(SE. Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, KEMERISTEKDIKTI)

Untuk bisa bersaing dengan perguruan tinggi Umum, dan agar PTKI bisa muncul ditengah persaingan yang semakin berat, saya kira konsep ini sudah waktunya diterapkan juga juga di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dan tujuannya bukan menghambat akan tetapi sebagai pemicu agar mahasiswa lebih aktif di dalam mempublikasikan karya-karya ilmiah mereka dan sekaligus meningkatkan kualitas riset dilingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam karena kita sepenuhnya sadar bahwa salah satu poin penting terkait kualitas dan rengking Perguruan tinggi juga ditentukan oleh seberapa banyak Publikasi Ilmiah yang telah dihasilkan oleh Peneliti/Dosen/Mahasiswa sebuah perguruan tinggi kita, terutama publikasi Ilmiah yang berstandar International atau terindeks SCOPUS, karena perengkingan Perguruan Tinggi seperti QS World University Rank, THE World University Rank, dll menjadikan publikasi Ilmiah sebagai salah point pemeringkatan Perguruan Tinggi.

Diseminasi Disertasi dalam bentuk karya Ilmiah dan pengabdian masyarakat bisa dijadikan sebuah keharusan bagi semua PTKI, karena hanya dengan desiminasi inilah karya nyata calon sarjana dari lingkungan PTKI dapat memberi manfaat buat masyarakat, baik berupa ide-ide kreatif atau konsep baru dunia pendidikan untuk pembangunan masyakat Islam Indonesia.

Pengalaman penulis sewaktu menjadi Kasi Publikasi Ilmiah tahun 2017/18 yang lalu, banyak sekali karya-karya hebat dari Peneliti, dosen dan mahasiswa UIN/IAIN/STAIN bahkan dari kampus swasta sekalipun, akan tetapi karya itu muncul 100 % bukan dari keinginan untuk meningkatkan publikasi Ilmiah semata akan tetapi mengharapkan reward dana penelitian dan sangat disayangkan sebahagian dari hasil penelitan itu hanya berakhir pada sebuah dokumen laporan semata.

Ini yang harus dirubah karena dengan sekian banyak anggaran yang dihabiskan, seharusnya Hasil riset itu punya manfaat dan dampak dimasyarakat dan memang sebahagian sudah melakukan akan tetapi data menunjukan bahwa masih banyak belum dan inilah yang harus dimaksimalkan.

Salah satu contoh dosen UIN yang sangat menginspirasi adalah; adalah ibu Dr. Elpawati dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah yang dari hasil risetnya, beliau di anugrahi sertifikat hak paten atas temuannya berupa bahan penghancur sampah organik, sehingga sampah bisa diolah menjadi pupuk dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu tekhnik penanggulangan sampah rumah tangga dan tentu saja bukan hanya beliau, masih banyak peneliti/dosen dari UIN-UIN lain yang juga menemukan hal-hal baru, tidak hanya bidang ilmu murni akan tetapi juga di bidang sosial budaya dan kemasyarakatan.

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) punya garapan yang sangat luas, ide tidak akan pernah kering sebagai ladang garapan penelitian dan riset karena manusia berkembang, dunia berubah dan tatanan masyarakat juga berubah dan setiap perubahan butuh tata aturan baru. Inilah garapan luas Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Indonesia yang seharusnya bisa memunculkan banyak hal baru tentang tatanan sosial masyarakat Indonesia.

Penelitian dan publikasi ilmiah bagaikan sekeping mata uang berlainan sisi yang tak bisa dipisahkan. Hasil penelitian yang baik perlu didukung dengan publikasi ilmiah yang baik pula agar manfaatnya bisa di rasakan oleh masyarakat luas, namun pada kenyataannya, banyak sekali dari penelitian-penelitian pada perguruan tinggi yang belum terpublikasi secara baik, banyak skripsi, thesis, disertasi dan hasil-hasil penelitian lain di lingkungan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang hanya berakhir di rak-rak perpustakaan.

Jika kita buka database di Kemenristekdikti pada tahun 2019 yang lalu tercatat sebanyak 177.000 Dosen dan Peneliti terdaftar di SINTA (Science and Technology Index) yang tersebar di 4.607 Perguruan Tinggi di Indonesia akan tetapi hanya tercatat sebanyak 34.007 buah saja karya/tulisan Ilmiah yang dihasillkan yang terindeks Scopus.

Memang, jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara seperti Singapore, Malaysia, Thailand, kita nomor satu jauh diatas mereka. Kita lebih baik dari Malaysia yang mempublikasikan sebanyak 33.386 Publikasi International terindeks scopus akan tetapi jumlah dosen dan Peneliti di Malaysia jauh lebih sedikit dibanding di Indonesia ( sumber Kemerintek Dikti, 2019).

Manfaat Publikasi Ilmiah

Kita sadar bahwa tidak ada satu karyapun yang akan sia-sia apalagi karya yang sudah dipersiapkan dan di riset bertahun lamanya, oleh karena itu dari sekarang, dunia kampus harus lebih peka terhadap berbagai persoalan dan perubahan nyata dunia.

1. Melalui kebiasaan menulis artikel ilmah, cara berpikir akan lebih kritis serta meningkatkan wawasan dan mengasah kemampuan seorang menjadi kreatif dan inovatif.

2. Mempublikasikan karya ilmiah dan dibaca banyak orang, apalagi kalau itu diakui secara nasional dan international, tentu akan membuat seseorang semakin popular dan semakin dikenal dan keuntungan akan datang dengan sendirinya, bahkan tawaran yang tidak pernah anda sangka-sangka akan datang baik dari dalam dan luar negeri.

3. Secara moral, PTKI punya kewajiban untuk memajukan kehidupan masyarakat disekelilingnya melalui diseminasi penelitian terhadap berbagai persoalan di masyarakat dengan mencarikan solusi terhadap berbagai persolan. Disinilah peran penting sebuah Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam.

4. Dengan semakin berkembangnya riset/penelitian dan publikasinya di lingkungan PTKI maka secara otomatis akan meningkatkan reputasi Perguruan tinggi.

5. Seorang peneliti/dosen/mahasiwa yang mempublikasikan hasil riset dan temuannya di jurnal Ilmiah, maka secara otomatis orang tersebut akan mengangkat nama Institusi dimana dia berasal dan Perguruan Tinggi dimana dia belajar akan semakin terkenal.

Kesimpulan

Publikasi Ilmiah adalah roh dari sebuah perguruan tinggi, tanpa itu, PTKI belum dapat dikatakan sebagai sebuah lembaga Pendidikan yang hidup dan saya yakin dan kita semua setuju kalau budaya Publikasi Ilmiah dilingkungan PTKI harus ditingkatkan semaksimal mungkin dengan wewajibkan semua lulusan S1, S2 dan S3 dilingkungan PTKI untuk menuliskan dan mendiseminasikan hasil riset yang mereka lakukan, bukan hanya di publikasikan di jurnal-jurnal dalam negeri akan tetapi juga Jurnal-jurnal di luar negeri.

Semoga ke depannya SDM lulusan PTKI kita menjadi manusia-manusia hebat dan bukan hanya hebat untuk dirinya sendiri tetapi juga hebat dan bermanfaat bagi masyarakat dengan karya nyata.

Walahualam bisawab

Zulfakhri Sofyan

(Kasi Kerjasama, Subdit Kelembagaan dan Kerjasama, Dit.PTKI)

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 29-09-2020 Jam: 07:27:09 | dilihat: 1899 kali