“Pendidikan Agama Islam di PTU butuh perhatian Kemenag”




Jakarta - hal ini terungkap pada pertemuan Forum Group Discussion (FGD)

Perguruan Tinggi Agama Islam & Perguruan Tinggi Umum di Hotel Ibis Kemayoran Jakarta (2-3/12). Dra. Udji Asiyah,M.Si, dosen PAI Univ. Airlangga Surabaya mengatakan bahwa Kemenag perlu memberi perhatian terhadap Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (PTU). Salah satu dosen PAI di UNAIR ini mengambil contoh pelaksanaan pengajaran PAI di Kampusnya. Lebih lanjut Udji menuturkan bahwa dalam Statuta, Universitas Airlangga memiliki tanggungjawab moral mengembangkan Ipteks berlandaskan moralitas. “Unair memiliki jargon: excellence with morality” ungkap Udji. Masih menurut Udji, Pendidikan Agama Islam diharapkan menjadi pengawal dari terlaksananya visi misi tersebut. Oleh karena itu peran Kemenag sangat besar dalam konteks pengembangan pendidikan Agama Islam di PTU.

Acara yang diinisiasi oleh Subdit Pengembangan Akademik Diktis ini menghadirkan banyak pakar pendidikan, diantaranya 9 pakar dari PTAI dan 4 orang dari PTU. Dalam acara ini juga banyak bermunculan ide-ide pengembangan Pendidikan Agama Islam yang ideal dan tantangannya dalam menghadapi pemahaman-pemahaman radikal yang belakangan merambah masuk ke dalam kampus. Prof. Afifuddin misalnya, mensinyalir adanya fenomena bentrokan antar agama/pemahaman, di Jawa Barat yang mengatasnamakan agama. “Buku bahan ajar pendidikan agama di PTU masih kurang mengajarkan toleransi agama” ujar Dosen UIN Bandung ini.

Senada dengan pembicara sebelumnya, Dr. Senawi, berpendapat bahwa tantangan terbesar dari kemenag adalah bagaimana merumuskan ideologi Islam di Indonesia. “Arah pembelajaran islam tidak lagi pada ranah tekstual, pada PT orientasinya sdh mengarah ke agama secara kontekstual” pungkas dosen UGM ini. Masih menurut Senawi, mengatakan di UGM pendidikan Agama akan diberikan pada semester terakhir, sebagai implementasi pengamalan ilmu pengetahuan, untuk membendung hal-hal yang radikal.

Menurut Dr. Muhammad Zain, selaku Kasubdit Pengembangan Akademik Diktis mangatakan bahwa kita perlu mengevaluasi pelaksanaan Pendidikan Agama Islam baik di PTU maupun di PTAI. “dalam prakteknya di lapangan, ditemukan dosen prodi-prodi umum pada Fak. kedokteran, ekonomi, psikologi yang “nyambi” mengajarkan Pendidikan Agama Islam yang sesungguhnya di luar kompetensinya” papar Zain. Lebih lanjut Beliau mengusulkan perlunya training Standarisasi dosen PAI dan penguatan pendidikan Islam, terutama di PTU.

Banyak pemikiran – pemikiran baru yang muncul dalam diskusi ini, Drs. Mustakim, M.Pd selaku penanggungjawab kegiatan ini mengatakan bahwa Diktis perlu mengadakan forum-forum diskusi yang lebih intens dengan para pakar pendidikan, terutama membahas isu-isu pendidikan Islam guna mencari solusi terhadap permasalahan - permasalahan yang berkembang di lapangan. Pria lulusan UNJ ini menuturkan, setidaknya ada 4 alasan diselenggarakannya acara ini. Pertama, minimnya pengetahuan Agama Islam di kalangan mahasiswa PTU dan sekolah umum; kedua, Maraknya tawuran antar pelajar (mahasiswa); ketiga, Kurangnya apresiasi di kalangan Pelajar dan Mahasiswa di Bidang Keagamaan; dan keempat, Menurunnya sikap empaty dan religiousitas mahasiswa dan siswa (shr).

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 09-12-2013 Jam: 11:23:27 | dilihat: 2261 kali