Balanced Scorecard dalam Perencanaan Strategis di PTAIN




Surabaya (Diktis) – wacana ini terungkap dalam diskusi pada acara Pertemuan Pengembangan Sarana Prasarana PTAIN (10-11/12) bertempat di Hotel Utami Surabaya. Adalah wakil rektor II IAIN Surakarta, Ivan Rahmawan, M.Si mengusung ide penggunaan tool Balanced Scorecard dalam Perencanaan Strategis di PTAIN.

“Balanced Scorecard (BSC) bisa jadi konsep ideal untuk rencana pengembangan PTAIN ke depan” ujar Ivan. “Sistem perencanaan strategik merupakan mata rantai yang menghubungkan sistem perumusan strategi dengan sistem penyusunan program” paparnya. Masih menurut Ivan, sistem perencanaan strategik berbasis Balanced scorecard terdiri atas dua bagian. Pertama, penyusunan company scorecard yang merupakan penerjemahan misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi Perguruan Tinggi ke dalam sasaran strategik, ukuran target, dan inisiatif strategik Perguruan Tinggi secara keseluruhan, Kedua cascading process yang merupakan proses penyusunan scorecard pusat-pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi sampai dengan team and personal scorecard dalam Perguruan Tinggi. Ketika ditanya perihal implementasinya, Ivan menjelaskan bahwa diktis sudah memiliki perangkat yang dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan program ini, sebut saja misalnya forum wakil rektor dan ketua II PTAIN dan Focus Discussion Group (FGD) perencanaan PTAIN. Menurutnya melalui kedua forum yang sudah ada ini implementasi perencanaan berbasis balanced scorecard dapat terkawal dengan baik.

Ide Ivan tentang penggunaan BSC mendapat dukungan penuh dari Zaenal Mustakim. “selaku sekretaris Forum wakil rektor dan ketua II PTAIN, saya sangat mendukung ide tersebut” pungkas Zaenal. Lebih lanjut zaenal menuturkan pengembangan sarana prasarana akan lebih terukur dan terarah dengan BSC.

Acara yang digagas oleh subdit sarana prasarana dan kemahasiswaan ini berlangsung selama 2 hari. Selain menggali wacana dan strategi baru yang dapat digunakan dalam pengembangan sarana prasarana di PTAIN, acara ini juga diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang tata cara penghitungan unit cost per mahasiswa.

Ridwan, M.Pd.I juga ikut hadir pada acara ini. Berbicara sebagai narasumber, Kabag Perencanaan UIN Maliki Malang ini mengungkapkan bahwa rencana pengembangan sarana prasarana tidak bisa dilakukan secara spontan, namun harus ada master plan untuk menjaga pengadaan sarana prasarana tersebut tetap pada koridor yang semestinya. Ridwan juga menambahkan bahwa dalam proses pengadaan sarana prasarana pendidikan harus sesuai dengan aturan pengadaan barang dan jasa. “bagaimanapun kondisinya, pengadaan sarana prasarana harus sesuai dengan aturan main yang ada” pungkas Ridwan.

-P2Y

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 23-12-2013 Jam: 16:20:53 | dilihat: 1495 kali