Ditjen Pendis Tandatangani MoU dengan Flinders University




Jakarta (10/03) Setelah sukses melakukan transformasi kelembagaan dari STAIN ke IAIN serta IAIN ke UIN, kini Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) gencar melakukan upaya peningkatan kapasitas pendidikan tinggi Islam. Salah satunya dengan menjalin kerjasama dan kemitraan (collaborate and partnership) dengan beberapa universitas di luar negeri.

Salah satu bentuk partnership tersebut diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dengan Flinders University pada Senin (10/03) di kantor pusat Kementerian Agama Jl. Lapangan Banteng Barat No.3-4 Jakarta. Sebelum dilakukan penandatangan MoU, kedua belah pihak telah melakukan beberapa pertemuan penting, bahkan pihak Flinders university secara pro-aktif telah memberikan seri kuliah umum (guest lecturer series) ke beberapa UIN di Indonesia, seperti UIN Surabaya, UIN Aceh dan UIN Jakarta.

Dalam sambutannya, Sekretaris Ditjen Pendis, Prof. Phil. Dr.Kamaruddin, MA, menegaskan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tersebut, akan memberikan kerangka dan pijakan kerjasama yang lebih kuat bagi kedua belah pihak. ”Dalam era global seperti sekarang ini tidak ada satupun organisasi yang berhasil menggapai kesuksesan tanpa adanya partnership atau pun kolaborasi dengan pihak luar”. Demikian disampaikan alumni S3 Reinischen Friedrich Wilhelm Universitaet Bonn, Germany tersebut di hadapan para delegasi Flinders university yang dipimpin langsung oleh Vice-Chancellor dan President Flinders University Prof. Michael Barber. Lebih lanjut Kamaruddin menambahkan bahwa bahwa Pendidikan Tinggi Islam kini pasca transformasi menjadi universitas (UIN), sangat membutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak luar yang sudah berpengalaman dalam mengelola keilmuan dalam bidang ilmu-ilmu umum (natural sciences).

Dijelaskan pula bahwa melalui mandat yang telah diberikan untuk mengelola pendidikan dengan ciri khas integrasi Islam dan science secara holistic atau dikenal dengan pendidikan Islam non-dikotomik, maka Kementerian Agama akan menjadi garda terdepan dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana dicita-cita yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar.

Sementara itu, Rektor Flinders University, Prof. Michale Barber, memberikan kesan kuat bahwa bangsa Indonesia merupakan negara yang menjanjikan perubahan yang sangat cepat dan akan terus berpotensi berkembang. Mengutip apa yang disampaikan Perdana Menterinya, Tony Abbot, Prof. Barber menjelaskan bahwa Australia akan mengalami kerugian besar jika tidak mempertimbangkan faktor negara Indonesia sebagai negara tetangga yang akan tumbuh besar. Kesan terhadap prubahan Indonesia ini dapat dilihat dari “determinasi yang kuat” bangsa ini untuk terus ingin berbenah dan berubah kearah yang lebih baik, sebagaimana terlihat dalam improvisasi dunia pendidikan.

Rektor Flinders dalam sambutannya juga berharap bahwa kerjasama ini akan terus didorong dan diperluas ke bidang-bidang lain yang dapat lebih mendekatkan satu sama lain, seperti collaborative research yang dilakukan oleh akademik baik dari Flinders University dan PerguruanTinggi Islam di Indonesia.

Senada dengan Prof. Barber, Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Dr. Nur Syam, M.Si pasca penandatangan MoU menyatakan bahwa setelah berubah menjadi universitas, maka Pendidikan Tinggi Islam juga memiliki fakultas non-agama yang juga butuh berkolaborasi dalam riset di luar negeri.

Penandatangan MoU ini berjalan dengan suasana penuh kehangatan dan keakraban. Bahkan Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Prof. Dede Rosyada, MA, menyediakan waktu khusus untuk berdiskusi dan menjawab pertanyaan dari para awak media, baik dari dalam dan luar yang meliput kegiatan ini. Dede Rosyada menjelaskan point-point (scope of activities) yang akan menjadi kerjasama antara kedua belah pihak, antara lain visiting professor dari PTAI ke Flinders University, penyediaan Adjunct Professor dari Flinders ke PTAI untuk memberikan perkuliahan dan juga mentor untuk riset bersama. Selain itu kerjasama juga akan diarahkan dalam peningkatan management organisasi Perguruan Tinggi dengan melakukan professional learning and development, bagi para tenaga kependidikan/administratur, untuk diikutikan dalam graduate certificate of learning organisation di Flinders University Adelaide. Untuk program yang satu ini mungkin masih menunggu action plan yang lebih detail, terkait dengan lamanya kursus yang diberikan serta perlunya integrasi budget ke DIPA agar lebih kongkret dan nyata implementasinya.

Dari dialog tersebut terlihat antusiasme pihak Flinders University untuk mengundang Prof. Dede Rosyada menghadiri symposium, Indofest serta wisuda sarjana Flinders yang kesemuanya diselenggarakan pada bulan April tahun 2014. Diharapkan melalui kunjungan balasan ini nantinya akan dapat dilihat secara langsung bagaimana proses dan pengelolaan pendidikan di Flinders University bahkan dapat melihat satu-satunya Perguruan Tinggi di Australia yang memiliki pendopo di areal kampusnya (adib,gja).

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 12-03-2014 Jam: 08:34:43 | dilihat: 1605 kali