Ivan Rahmawan: “rasio mahasiswa PTAI dengan ruang kelas yang ada tidak berimbang”




Bandung- Ditemui di sela-sela acara pemetaan sarana prasarana PTAIN, Rabu (27/11) bertempat di Garden Permata Hotel Bandung, Ivan Rahmawan, M.Si mengatakan bahwa rasio mahasiswa PTAI dengan ruang kelas yang ada tidak berimbang. Hal ini disebabkan oleh adanya fenomena meningkatnya animo masyarakat terhadap Pendidikan Tinggi Islam di satu sisi namun disisi lain tidak diimbangi dengan sarana prasarana yang memadai. “idealnya dalam satu rombongan belajar (rombel) diisi 40 mahasiswa” ujar Ivan. Lebih lanjut wakil rektor II IAIN Surakarta ini mengungkapkan bahwa kondisi seperti ini jika dibiarkan dan tidak diperhatikan dengan serius maka akan berimplikasi pada penurunan kualitas lulusan PTAI.

Zaenal Mustakim, M.Ag, wakil ketua II STAIN Pekalongan ikut mengamini pendapat Ivan, “DIKTIS harus mempelopori dan mendorong perbaikan pengembangan sarpras di PTAI khususnya masalah pendanaannya” ujar Zaenal. Masih menurut Zaenal, road map pengembangan sarana prasarana pendidikan tinggi mutlak dibutuhkan. Dari sinilah dapat dilakukan tahapan-tahapan pengembangan sarpras PTAI yang lebih terukur dan lebih terarah.

Acara yang disponsori oleh Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan ini diselenggarakan selama 2 hari (27-28/11). Drs. Safriansyah, MBA selaku leading sector pengembangan sarana prasarana PTAIN mengatakan bahwa acara pemetaan sarana prasarana PTAIN ini merupakan langkah awal untuk mengetahui posisi sarpras PTAIN saat ini. Lebih lanjut Safri menuturkan pemetaan sarpras ini dimulai dari penghitungan unit cost mahasiswa. “unit cost akan menjadi babon penghitungan berbagai kebutuhan di perguruan tinggi baik direct cost dengan kebutuhan mahasiswa maupun indirect cost ”. Masih menurut Safri, Direktorat Pendidikan Tinggi Islam saat ini sedang mengembangkan aplikasi penghitungan unit cost yang terintegrasi dan berbasis web. “kita (DIKTIS red) patut berbangga karena memiliki SDM yang qualified dibidang IT, sebut saja misalnya dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, kita memiliki Agung Fatwanto, Ph.D yang telah berhasil mengembangan berbagai system aplikasi di PTAI khususnya di UIN Yogyakarta”. Dengan penuh semangat Safri menambahkan “ dari UIN Jakarta kita juga memiliki tenaga muda yang handal dan berbakat seperti Wilda Farah, M.Si”.

“Dengan adanya data unit cost mahasiswa PTAIN secara nasional akan menaikkan bargaining DIKTIS dalam pembahasan anggaran nanti, baik dengan BAPENAS maupun dengan DPR” ujar Safri. Lebih lanjut, pria kelahiran 1969 ini menegaskan “akurasi data yang tinggi merupakan sebuah keharusan guna pengembangan sarana prasarana PTAIN ke depan”.

Ketika dikonfirmasi masalah penghitungan unit cost mahasiswa PTAIN, Dra. Hj. Siti Sakdiyah, M.Pd selaku penanggungjawab program dan kegiatan membenarkan hal tersebut. Dengan gayanya yang tenang dan berwibawa Sakdiyah menuturkan “kita telah merancang 4 zona pertemuan untuk menuntaskan penghitungan unit cost mahasiswa PTAIN” tungkas Sakdiyah. Untuk Zona pertama diadakan di Bandung sekarang ini (27-28/11) yang diikuti 6 UIN, zona kedua Insya Allah akan diselenggarakan di selenggarakan di Manado (6-8/11) yang diikuti oleh PTAIN 15 PTAIN di wilayah Indonesia Timur, zona ketiga Insya Allah akan diadakan di Surabaya (10-11/11) yang diikuti oleh 15 PTAIN di Jawa dan NTB dan zona terakhir di Batam (13-15/11) yang diikuti oleh 17 PTAIN se Sumatera

P2Y.

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 01-12-2013 Jam: 07:28:16 | dilihat: 1565 kali