Mahasiswa Bidikmisi IAIS Sambas Juara I Lomba Syarhil Qur’an Putri Se-Kalimantan Barat

Komunitas Mahasiswa Pencinta Al-Qur’an (KMPA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura (FEB Untan) telah sukses menggelar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) mahasiswa se-Kalimantan Barat, (12-15 Maret 2020). MTQ mahasiswa se-kalbar tersebut diikuti oleh 115 peserta dari 15 universitas se-kalbar.
Pada pelaksanaan MTQ ini terdapat lima cabang yang diikuti oleh para peserta. Diantaranya ada lomba Tilawah Qur’an putra-putri, Tartil Qur’an Putra-putri, Hafidzil Qur’an 1 juz sampai 5 juz putra-putri dan Syarhil Qur’an Putra-putri.
Khusus untuk Syarhil Qur’an Putri IAIS Sambas mengirimkan peserta yang terdiri dari 3 Orang yaitu Pensyarah : Jesnita, Qori’ah : Eti Supiani dan puitisasi : Leha, dan dua diantaranya yaitu Jesnita dan Eti Supiani adalah Mahasiswa penerima Bidikmisi dari Kementerian Agama RI.
Perjuangan kami dalam mengikuti perlombaan khususnya syarhil sungguh luar biasa, yang mana kami harus rela gonta ganti judul karena apa yang semula kami siapkan ternyata bertolak belakang dengan apa yang telah ditetapkan panitia, dan dengan waktu yang cukup singkat selama ± 1 minggu kami menyesuaikan judul yang telah ditetapkan panitia.
Dengan bermodalkan semangat yang kuat dan disertai kemauan dan yang memang menggejolak, kami pergi dengan membawa nama kampus, sungguh amanah yang besar bagi kami, karena pada waktu itu terhitung kami masih menyandang status Mahasiswa baru pada perguruan tinggi Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas.
Tujuan dan niat utama kami saat mengikuti lomba pada dasarnya memang Berniat untuk menang dan dapat membanggakan kampus, tetapi hal tersebut bukan penguat bagi kami, karena tujuan utama kami ialah untuk mengambil pengalaman dari apa yang telah kami laksanakan dan perjuangkan " Ingat kawan-kawan inti dari ikut sertanya kita dalam perlombaan ini ialah pengalaman, karena jika kita hanya mengejar kemenangan maka kedepannya kita akan kecewa." Ucap Jesnita Selaku pensyarah.
Tidak berakhir sampai disini, setiap kali latihan kami selalu memiliki kekurangan dan tidah pernah sempurna, hal tersebut yang membuat detakan jantung kami semakin kuat pada hari-H pertandingan, setelah cabut undi ternyata kami mendapatkan no urut 3.
Tidak sampai disini perjuangan kami, saat diatas panggung pada pertengahan penampilan kami dengan semangat yang berkoar-koar tiba-tiba Microphone Pensyarah tidak berdungsi, tetapi disini perjuangan kami diuji, dengan matinya microphone secara tiba-tiba membuat kami sedikit cemas, tetapi hal ini tidak mengacaukan penampilan kami, karena secara spontan Pensyarah (Jesnita) menambah power pada suaranya dengan niat agar suaranya tetap seimbang dengan kedua rekannya, dengan bermodalkan keyakinan dan harus bersikap profesional atas apapun yang terjadi saat kami tampil, hal tersebut telah kami bahas pada saat kami latihan " Apapun yang terjadi nanti ketika diatas panggung kami harus tetap terlihat profesional dan seolah-olah tidak ada yang terjadi (kendala)." kata-kata tersebut yang menjadi titik terang dan penyemangat kami ketika dihadapkan dengan sebuah kesulitan.
Sampai pada Akhir penampilan, kecil harapan kami untuk menjadi juara, karena kendala-kendala yang kami hadapi membuat kami sedikit merasa down, tapi kembali pada tujuan awal kami yaitu menang kalah urusan belakangan, inti dari perlombaan ini adalah pengalaman. Kekecewaan sudah pasti kami rasakan karena apa yang kami bayangkan tidak sesuai dengan apa yang terjadi.
Sampai pada penghujung kegiatan atau malam puncak bagi peserta yaitu malam diumumkannya pemenang dari setiap lomba, dan hal ini yang tidak terlupakan bagi kami, dengan lantang pembaca Surat Keputusan Pemenang menyebutkan bahwa kami menduduki peringkat pertama pada ajang perlombaan Syarhil Qur’an Putri Se-kalimantan Barat yang diadakan di Universitas Tanjungpura, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, hal tersebut yang membuat kami sangat terharu, bahkan sempat meneteskan air mata. " Usaha tidak menghianati hasil." (SDJ).