Drs. H. Khaeroni, M.Si. : "Tinta Ulama’ Sama Dengan Darah Syuhada"




Publikasi karya ilmiah para ilmuwan muslim di tanah air sampai saat ini belum menunjukkan tren yang menggembirakan. Hal ini dilihat dari peringkat indeks publikasi ilmiah di Indonesia pada tingkat Asia. Dibanding negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, Indonesia jelas tertinggal. Pada tahun 2013 Indonesia masih berada pada posisi 11, di bawah Pakistan, Malaysia, Singapura, dan semakin kalah jauh dari China, Jepang, India, dan Korea Selatan.

Melihat jauh ke belakang, kita semestinya dapat bercermin bahwa para ilmuwan muslim pada masa keemasan Islam sangatlah produktif. Ibnu Sina yang dikenal sebagai “Bapak Kedokteran”, semasa hidupnya telah menghasilkan sekitar 250 karya, baik dalam bentuk buku maupun artikel.

Dalam sejarah Islam khususnya pada masa Dinasti Abbasiyah, pemerintah saat itu membuat program untuk mengumpulkan buku-buku dan menerjemahkannya. Koleksi tersebut disimpan dalam Rumah Kebijaksanaan atau Baitul Hikmah. Penulis buku akan diberikan imbalan emas seberat buku tersebut. Penerjemah non-muslim diberdayakan dengan imbalan serupa untuk setiap buku hasil terjemahannya ke dalam bahasa Arab. Buku-buku berasal dari beragam bahasa, seperti Yunani, Ibrani, dan Persia. Pada saat itu, buku-buku yang terkait dengan ilmu positivis, seperti kedokteran dan astronomi, diterjemahkan terlebih dahulu. Baru kemudian, buku-buku metafisik, seperti filsafat Plato dan Aristoteles (Amstrong, 2009).

Untuk menggambarkan pentingnya publikasi karya ilmiah, meminjam pepatah Murtadha Muthahhari, ilmuwan Islam dari Iran, “tinta ulama’ sama dengan darah syuhada”.

Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. terus mendorong peningkatan kapasitas, kualitas, dan kapabilitas pengelola jurnal ilmiah di lingkungan PTAI. Sebagai upaya memacu hal tersebut antara lain tercermin dalam program sebagai berikut:

1. Supporting terhadap jurnal terakreditasi nasional, yaitu dalam bentuk memberikan reward pada jurnal ilmiah terakreditasi nasional.

2. Supporting Expose Karya Ilmiah, dalam bentuk memberikan bantuan kepada mahasiswa dan dosen PTAI yang mempresentasikan karya ilmiah pada seminar internasional di luar negeri atau artikel hasil riset yang dimuat pada jurnal ilmiah internasional (tidak termasuk jurnal internasional yang terbit di Indonesia).

3. Internship Manajemen Jurnal Ilmiah, pendalaman manajemen jurnal dengan model “pemagangan” pada jurnal-jurnal ilmiah internasional terkemuka di luar negeri.

4. Pengembangan Jurnal Ilmiah Internasional, program pemberian insentif bagi jurnal internasional untuk meningkatkan kapasitas, kapabilitas, dan integritas jurnal internasional PTAI yang sudah ada.

5. Pengembangan Elektronik Jurnal Ilmiah, dalam bentuk bantuan penyelenggaraan publikasi jurnal ilmiah melalui media online (Roni)

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 15-11-2013 Jam: 13:30:33 | dilihat: 1538 kali