Direktur DIKTIS dukung program against radicalism di PTAI




Cisarua, Bogor – Hadir pada acara penutupan Rakor Pembinaan Kemahasiswaan (1-3/12) di Grand Ussu Cisarua Bogor. Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, mengatakan bahwa Beliau cukup kaget ketika membaca hasil penelitian BNPT (Badan Nasional Penangulangan Terorisme-Red) yang menemukan angka 20,3% dan masuk ke dalam kategori “hati-hati” untuk kalangan mahasiswa yang menjadi target sasaran ideologi radikal. “kita harus mesimultankan berbagai program untuk deradikalisasi” Ujar Dede Rosyada. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa pada konteks PTAI, program deradikalisasi tidak bisa berdiri sendiri, ia harus dilakukan secara bersama-sama mulai dari review kurikulum, buku-buku teks, peningkatan kualitas dosen sampai pada program-program penunjang minat dan bakat mahasiswa. Pada kesempatan ini Beliau juga memberikan apreasiasi yang cukup baik kepada Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan yang telah menginisiasi program against radicalism di PTAI ini.

Menyikapi rencana road map gerakan radikalisme di PTAI, Direktur menyarankan agar terlebih dahulu ditentukan indikator-indikator yang jelas dan benar, agar Direktorat dapat melakukan treatment-treatment khusus nantinya.

Dipenghujung arahanya, Direktur menekankan agar setiap step-step yang telah dilakukan agar didokumentasikan dengan baik, supaya tidak terjadi kehilangan jejak penulisan sejarah. Dengan demikian dapat menjadi pelajaran bagi generasi sesudah kita. “ke depan, tungkas Direktur, kita inginkan kehidupan bernegara yang demokratis, agamis, toleran dan anti terrorism, kita mulai dari pendidikan Islam yang rahmatan lil ‘alamin”.

Acara yang disponsori oleh Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan ini merupakan kelanjutan dari acara Rakor penanggulangan Radikalisme (21-23/11) di Hotel Emersia Lampung, beberapa pekan lalu. Untuk melengkapi khazanah pembinaan kemahasiswaan yang jauh dari tindak radikal dihadirkan berbagai narasumber yang berkompeten, diantaranya, H. A Suyitno, Wakil Rektor III IAIN Raden Fatah Palembang, Prof. Dr. Syukron Kamil dan Prof. Sudarnoto Abdul Hakim dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Cecep Sumarna dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Menurut Rahmawati, S.Psi, MM, selaku pejabat yang bertanggungjawab terhadap kegiatan pembinaan kemahasiswaan mengatakan bahwa DIKTIS telah memberikan berbagai program guna merangsang mahasiswa untuk terus berprestasi baik hard skill mapun soft skill. Ibu yang akrab dipanggil Wati ini mengatakan “kita (baca:DIKTIS) sangat concern terhadap program dan kegiatan kemahasiswaan”. Sebut saja misalnya program bidikmisi, beasiswa untuk mahasiswa miskin, bantuan untuk lembaga kemahasiswaan PTAI dan masih banyak yang lainnya merupakan salah satu indikator keseriusan DIKTIS dalam upaya peningkatan kualitas mahasiswa PTAI. Dengan penuh semangat Ibu berdarah Sunda ini menuturkan bahwa baru-baru ini telah di-launching program bantuan untuk mahasiswa tahfizul qur’an oleh Menteri Agama, Bapak Suryadharma Ali (18/11) pada pembukaan acara AICIS ke XIII di Lombok, NTB.

Ketika ditanya perihal pencairan semua program bantuan untuk pembinaan kemahasiswaan, Mohammad Asikin, ST, selaku pelaksana teknis pencairan bantuan mengatakan bahwa semua pencairan bantuan saat ini sudah on the track. “pada prinsipnya kita (Diktis-red) telah memiliki SOP (standar Operasional Prosedur) yang jelas dan tegas untuk pencairan bantuan” tungkas Asikin. Pria kelahiran 1977 ini menjelaskan, untuk mencairkan bantuan, calon penerima harus melengkapi persyaratan yakni, Pertama, melampirkan foto copy rekening, kedua melampirkan foto copy NPWP dan ketiga melampirkan Surat Keterangan dari Bank yang menyatakan bahwa rekening tersebut masih aktif. Masih menurut Asikin, calon penerima bantuan agar selalu memastikan nomer rekeningnya dalam keadaan aktif, tidak berstatus pasif (rekening tidur atau dormant account) untuk menghindari terjadinya dana bantuan yang return.

-P2Y-

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 06-12-2013 Jam: 20:26:09 | dilihat: 1168 kali