Drs. H. Khaeroni, M.Si.: Short Course Community Outreach, Memacu Kualitas Pengabdian Dosen PTAI




Perguruan tinggi memiliki tiga pilar yang tak terpisahkan, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ibarat sebuah rumah, tiga pilar ini berdiri sama tegak dan memiliki fungsi yang saling terkait. Jika pincang salah satunya saja, maka rumah itu akan roboh, minimal doyong yang akan membahayakan penghuninya, civitas akademika.

Demikian disampaikan Kasubdit Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Publikasi Ilmiah DIKTIS, Drs. H. Khaeroni, M.Si., dalam acara seleksi calon peserta Short Course Community Outreach (SCCO) 2013 di Bandung 21 Agustus 2013. Menurutnya, jika ada satu pilar yang hilang dari Tri Dharma itu, maka suatu penyelenggaraan pendidikan tidak bisa disebut perguruan tinggi atau lembaga pendidikan tinggi. Begitu juga, jika misalnya salah satu pilar diabaikan dan ‘mati suri’ maka perguruan tinggi itu tidak bisa disebut normal dan sempurna.

Ukuran mutu suatu perguruan tinggi tidak semata-mata dilihat pada mutu lulusan yang dihasilkan, tetapi juga sejauh mana perguruan tinggi berhasil memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, menjawab problem-problem dasar kemanusiaan yang dihadapi masyarakat, dan sejauh mana perguruan tinggi mampu menciptakan perubahan sosial dalam bidang keilmuan yang menjadi mandatnya. Ukuran ini penting diperhatikan karena fungsi pendidikan tinggi tidak semata-mata menyelenggarakan pendidikan yang menghasilkan lulusan, tetapi juga mengelola penelitian yang menghasilkan temuan-temuan ilmiah teoritis dan praktis, serta mengelola program pengabdian sebagai bentuk tanggungjawab social kepada masyarakat.

Di antara ikhtiar untuk memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan menjawab problem-problem dasar kemanusiaan yang dihadapi masyarakat adalah merealisasikan program short course community outreach. Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. Nur Syam program Short Course Community Outreach tersebut merupakan wujud komitmen Direktorat Jenderal Pendidikan Islam untuk memberikan akses yang luas bagi dosen dalam rangka mengembangkan metode baru di ranah implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang disiplin ilmu agama, sosial, dan humaniora.

Sementara itu, menurut Direktur Pendidikan Islam Prof. Dr. Dede Rosyada, program bantuan short course dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan metodologi baru dalam melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat di lingkungan PTAI. Program bantuan short course memfasilitasi upaya pengembangan metodologi baru bidang pengabdian kepada masyarakat. Namun demikian, program bantuan short course juga memberikan ruang yang cukup lapang untuk aksi partisipatif dalam hal facilitation and training approaches for community change, mobilizing assets for community-driven development, learning organizations and change, dan advocacy and engagement. Inti dari semua itu adalah agar peserta dapat mentransformasi kondisi sosial khususnya penguatan kualitas hidup komunitas.

Untuk merealisasikan program tersebut, menurut Drs. H. Khaeroni, M.Si. (Kasubdit Penelitian, Publikasi Ilmiah, dan Pengabdian Kepada Masyarakat) calon peserta community outreach diseleksi oleh Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, Ghislaine Larouche, Dr. Fatimah Husein, dan Dr. Fuad Fakhruddin. Proses seleksi dilaksanakan di Bandung dari tanggal 21 s.d. 23 Agustus 2013, dengan aspek penilaian meliputi; kompetensi bahasa (language competence), rencana aksi (Action Plan), kompetensi sumberdaya manusia (Competence of Human Resources), dan faktor motivasi (Self Motivation).

Dalam seleksi tersebut, 11 orang ketua Lembaga Pengabdian dari 11 PTAI dinyatakan memenuhi syarat untuk mengikuti short course community outreach di COADY International Institute Canada pada bulan September-oktober 2013 ini. Sebelas nama tersebut diantaranya; Hasan Basri (STAIN Kediri), Zainul Abas (IAIN Surakarta), Arif Maftuhin (UIN Yogyakarta), Maghfur (STAIN Pekalongan), Adang Kuswaya (STAIN Salatiga), M. Roy Purwanto (UII), Teguh Rokhmani (STIS Kebumen), Encung (IDIA Sumenep), Iksan (STAI Alfitrah Surabaya), M. Ismail (INKAFA Gresik) dan Ibnu Rusydi (Unwir Indramayu). Rencananya, mereka akan diberangkatkan ke Canada pada 19 September 2013 mendatang. (S-V)

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 11-09-2013 Jam: 12:41:56 | dilihat: 2717 kali