DUTA PTKI MEMBAUR DI UNIVERSITAS AL-AZHAR CAIRO




Mesir, (10/2015). Delapan belas dosen yang didapok sebagai Duta PTKI dalam program ARFI Luar Negeri tiba di negeri seribu menara (Cairo-Mesir) pada jam 04.30 Waktu Mesir. Perjalanan jauh-sejak jumat, 05.30 WIB- nampaknya tidak membuat peserta AFRI Mesir lelah, bahkan di wajah mereka terlihat “seakan ada pelangi (merona) di matanya”. Bagaimana tidak, di Mesir terkenang sejarah para Nabi, sahabat, tabiin, pemikir Islam Klasik-kontemporer, situs-situs bersejarah sejak zaman Farain (Fir’aun), kemegahan bangunan, sampai makam guru spiritual (sufi) dunia ada di sana.

Hari pertama, Ahad (11/10) peserta ARFI disambut hangat oleh pimpinan The World Association for al-Azhar Graduates, Prof. Dr. Muhammad Abd Al Fadhil Al-Qousi. “Belau menyampaikan, “Ahlan Wa Sahlan bikhudurikum fi baladikum, bi Misra. Kami sangat senang dengan kedatangan kalian di tempat ini. Semoga yang kalian dapatkan di Mesir dapat menjadi penyambung lidah kepada masyarakat Indonesia.”

Selama empat (4) hari, peserta ARFI benar-benar di-godok dengan berbagai pengetahuan dan pemikiran oleh para pakar dari Universitas Al-Azhar. Mereka dikenalkan dengan berbagai macam pemikiran Mesir, Al-Azhar dan Indonesia; baik Pemikiran Islam Radikal/Moderat, Fikih, Bahasa Arab, Metodologi Penelitian Ilmiah, Perkembangan universitas Islam dunia, Ekonomi Islam juga hubungan sejarah Mesir-Indonesia.

Salah satu peserta ARFI ada yang bertanya “Mungkinkah Islam bisa besar dan berkembang di negara selain Arab, seperti di Indonesia?, bagaimana kacamata sejarah menjelasakannya?” Prof. Dr. Abdelmaksoud Basha (Professor and Head of History and Civilization Departement, Member of The Higher Council Of Islamic Affairs), menjelaskan bahwa “Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” Bisa jadi, sangat mungkin Islam akan besar di luar kawasan Jazirah Arab, seperti Indonesia yang berpenduduk Islam terbesar di dunia.”

Disela-sela padatnya kegiatan, pada Rabu (14/10), para peserta diajak ziarah (kunjungan) budaya ke berbagi situs Islam masa lampau. Dimulai dari Masjid Ibnu Thulun (gubernur pada masa Abbasyi), Makam Imam Waqi’ (guru Imam Syafi’i), Imam Syafi’I, Imam Abu Laist (Madzab Mesir sebelum Imam Syafi’i), Abu Dzar Al-Ghifari, Ummu Kultsum (Cicit Rasulullah), Sahabat Amru bin Ash, Sahabat Utbah bin Amir dan makam Ibnu Atha’illah As-Sakandari (pengarang kitab Al-Hikam), dan situs lainnya. [MH]

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 21-10-2015 Jam: 13:06:03 | dilihat: 823 kali