IPK 4,0 “BERGUGURAN” DI STUDENT MOBILITY PROGRAM




Diktis (20/11/15) – Setelah mengalami penundaan pengumuman selama dua hari, akhirnya short list Student Mobility Program diumumkan melalui empat tahap. Sebanyak 257, atau sekitar 6% dari total 4147 pendaftar dinyatakan lolos seleksi penilaian berkas. Dari jumlah tersebut, sebagian besar berasal dari PTKIN (214 orang) dan sisanya dari PTKIS (43). Sementara itu, perbandingan mereka menurut jenis kelamin tampak cukup signifikan, yaitu 99 (38%) laki-laki dan 158 (62%) perempuan.

Yang cukup mencengangkan dari hasil penelusuran Diktis adalah tidak adanya korelasi antara Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan probabilitas kelulusan. Bahkan banyak pemilik IPK 4.0 yang tidak masuk dalam short list karena total skor mereka tidak memenuhi minimum treshold untuk dapat lolos seleksi berkas.

“Ada 20 pendaftar yang memiliki IPK 4,0. Tapi hanya 9 yang bisa lolos,” kata salah seorang panitia seleksi ketika ditemui di ruang kerjanya. “Sebagian karena dokumen persyaratan mereka tidak lengkap, sebagian lainnya karena skor curriculum vitae mereka rendah,” tambahya.

Sebagaimana dapat dilihat di laman Student Mobility Program, ada enam aspek yang dinilai dalam menentukan short list, yaitu 1) kelengkapan dokumen persyaratan, 2) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), 3) nilai bahasa Inggris dalam KHS, 4) curriculum vitae (CV), 5) essay dalam bahasa Inggris, dan 6) interview. Keenam aspek tersebut, kecuali essay dan interview, ternilai secara otomatis oleh sistem aplikasi. Namun demikian, khusus untuk aspek curriculum vitae, panitia seleksi bertindak sangat hati-hati.

“Meskipun skor sudah otomatis dinilai oleh sistem aplikasi, tetapi kami masih harus melakukan verifikasi secara offline untuk menimbang-nimbang data kualitatif,” kata sorang panitia seleksi menjelaskan tentang sistem penilaian CV. “Misalnya, ada mahasiswa dengan sejumlah aktivitas organisasi sebagai ketua dan memiliki segudang prestasi juara I pada saat masih duduk di bangku SMP. Lalu di lain pihak ada mahasiswa yang aktif sebagai pengurus harian organisasi kampus dan juara III debat bahasa Inggris pada saat kuliah semester II. Ketika melihat data seperti ini pansel lebih menghargai mahasiswa yang kedua daripada yang pertama," jelasnya panjang lebar.

Ketika ditanya tentang alasan penundaan waktu pengumuman dan mengapa haus bertahap, pihak panitia seleksi menjelaskan bahwa constraint waktu menyebabkan pengumuman harus dilakukan secara bertahap. “Tahun depan, aplikasi akan diperbaiki lagi sehingga online scoring bisa lebih cepat dan akurat, serta bisa mengatasi problem penilaian seperti contoh tadi,” imbuhnya.

Di akhir wawancara, panitia seleksi menghimbau agar para peserta mempersiapkan diri untuk mengikuti tes wawancara berbahasa Inggris. Wawancara akan dilaksanakan secara serentak pada Selasa, 24 November 2015, di enam lokasi, yaitu 1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 3) UIN Alauddin Makassar, 4) UIN Sunan Ampel Surabaya, 5) UIN Sumatera Utara, dan 6) UIN Raden Fatah Palembang. [Mizan]

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 21-11-2015 Jam: 13:26:25 | dilihat: 6180 kali