Kisah dari Program ARFI 2016 di Tunisia




Tunisia (Diktis). Lima belas hari yang lalu (15/10/2016) peserta ARFI (Academic Recharging for Islamic Higher Education) Kemenag RI 2016 telah menginjakkan kaki di Tunisia, sebuah negeri yang berada di ujung utara Afrika Utara. Meski baru dua mingguan di kota Tunis, ibu kota Tunisia, banyak sekali pengalaman dan kenangan yang sangat berharga. Pengalaman ini tentunya akan membekali peserta ARFI dalam berkhidmah di perguruan tinggi setelah kembali ke tanah air nanti.

Seminggu pertama di Tunisia, peserta ARFI mengikuti sembilan (9) pertemuan (daurah takwiniyah) bersama para Profesor Universitas el-Zeitouna. “Kami bersyukur mendapatkan kesempatan menimba ilmu di universitas yang merupakan lembaga pendidikan tertua yang didirikan di dunia Arab, didirikan pada tahun 737 (120 H) yang berawal dari sebuah kelompok belajar di Masjid Jami’ el-Zeitouna yang terus berlangsung sampai sekarang. Banyak ilmu yang kami serap dalam pertemuan dengan para guru besar el-Zaituna berbagai disiplin ilmu ini. Sehingga kami berharap, pertemuan-pertemuan ini akan membekali dan memotivasi kami untuk segera menyelesaikan studi S3, sebagaimana yang menjadi tujuan dari program ARFI 2016 ini, yaitu mempercepat para peserta dalam menyelesaikan studi doktornya.” Jelas salah satu Peserta.

Minggu kedua, peserta ARFI berkesempatan mengunjungi situs-situs bersejarah di Tunisia, ziarah makam Sidi Abou Saed (guru imam asy-Syadzili, pendiri thoriqah Syadziliyah) menjadi tujuan pertama ziarah kami. Situs ini berada dikawasan pantai laut Mediterania. Sebuah pantai yang sangat indah. Banyak turis dalam dan luar negeri menikmati keindahan pantai ini. Situs kedua dikunjungi adalah Makam Sidi Abu Zam’ah al-Balawi di Kota Kairouan, 160 km dari kota Tunis. Abu Zam’ah Ra. adalah Seorang sahabat nabi yang pernah menemani beliau saw dalam bai’at ridlwan. Beliau juga dikenal sebagai tukang cukur Nabi. Beliau meninggal pada tahun 34 H/656 M di Ain Jalulah. Sebuah daerah bekas kekuasaan Romawi, sekitar 30 KM arah barat Kairouan. Lalu pada tahun 900-an H/1500 M makam beliau dipindahkan ke Kairouan. Setelah Ziarah di makam Sahabat Abu Zam’ah al-Balawi, di hari yang sama (26/10/2016) rombongan ARFI 2016 sholat Dzuhur dan Ashar di masjid Uqbah bin Nafi’. Sebuah masjid yang kuno dan megah yang pertama kali didirikan oleh sahabat Nabi yang bernama Uqbah bin Nafi’ bin Abdil Qais Al-Fihri al-Quraisy, seorang panglima dan penakluk tanah Afrika “Mrank Afrika”.

Secara maraton, sore harinya peserta ARFI menuju situs peninggalan Romawi kuna di el Jem Tunisia. Situs ini termasuk tempat wisata menarik, oleh orang Tunisia situs ini dinamakan al-Mashrah ad-Dairi. Al-masrah al-Dairi (teater) merupakan tempat pertunjukan berbentuk bulat, yang menggambarkan bukti sejarah kehebatan Kaisar Romawi di kawasan Afrika Utara. Konon tempat ini merupakan tempat bergulat para gladiator. Bagi yang kalah akan dilemparkan ke kandang singa yang berada di lantai dua. Teater tiga lantai ini dibangun tahun 238 Masehi, hingga sekarang sebagian besar masih utuh, kuat, dan tak termakan usia. Lantai paling bawah teater ini merupakan lapangan yang berbentuk bundar. Sumbu besarnya berukuran 148 meter dan sumbu kecilnya 122 meter sebagai arena yang cocok untuk pergulatan bagi gladiator. (Ahmad Atabik)

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 02-11-2016 Jam: 12:41:58 | dilihat: 1712 kali