KURSUS INTENSIF BAHASA ASING




Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) sejak awal Oktober lalu telah mengkursuskan 135 dosen, tenaga kependidikan, dan alumni PTKI untuk belajar bahasa Inggris dan Arab secara super-intensif. 108 peserta dikirim ke IALF Bali, Surabaya dan Jakarta. Sementara 27 peserta berada di UIN Maliki Malang untuk mendalami bahasa Arab.

"Diktis serius mempersiapkan kandidat sebagai feeder Program 5000 Doktor dengan mengkursuskan dosen, tendik, dan alumni ke lembaga yang bonafid dan terpercaya seperti IALF untuk kursui bahasa Inggris dan UIN Malang untuk bahasa Arab", demikian penjelasan Mastuki HS, Kasubdit Kelembagaan Diktis sekaligus penanggung jawab Program 5000 Doktor dan Kursus Intensif Bahasa Asing di sela-sela kunjungan ke IALF Bali dan Surabaya 13-14 Nopember lalu.

Di kesempatan terpisah Direktur Diktis, Prof Amsal Bakhtiar mengemukakan optimismenya terhadap pelaksanaan kursus intensif bahasa asing ini karena dari segi kualitas kandidat yang masuk nominator adalah mereka yang telah memiliki kemampuan bahasa standard. "Kami tidak memprogramkan kursus dari nol. Tapi dari level intermediate dan advance. Peserta yang kursus di IALF saat ini adalah mereka yang telah memiliki score awal IELTS di atas 5.0 bahkan sudah ada yang score-nya 6.0", kata Prof Amsal. Beliau menambahkan waktu kursus dilaksanakan dengan 2 pola: pembibitan calon dosen dan upgrade bahasa. "Bagi yang skor IELTSnya 6.0 mereka kursus cukup 3 bulan. Harapannya mereka bisa mencapai IELTS 6.5 atau 7.0. Sedangkan mereka yang skor awalnya 5.5 kita kursuskan 6 bulan, 5 hari seminggu, 6 sampai 8 jam sehari. Kita beri mereka living cost dan transport yang cukup. Kita bayarkan biaya kursusnya. Kalau gak berhasil, keterlaluan", tegas Amsal.

Sementara itu, kursus bahasa Arab yang dilaksanakan di UIN Malang menunjukkan keberhasilan. Menurut laporan penanggung jawab, Dr. Sutaman, peserta dicarikan kost terdekat dengan kampus. Mereka dilatih oleh dosen-dosen berpengalaman dan native speaker. Sutaman mengemukakan, "Kursus ini kami rancang spesial untuk membekali peserta bukan saja menguasai bahasa Arab tingkat tinggi, tapi juga dipersiapkan studi ke negara-negara berbahasa Arab. Itu yang dikehendaki Diktis. Kami akan melaksanakan kepercayaan itu dengan sebaik-baiknya".

Sutaman merasa tertantang dengan pola kursus super intensif ini. "Ini baru pertama kali kami merancang model kursus seperti ini. Menantang. Kami harus berjibaku membuat rancangan program dan kurikulum yang spesifik. Tapi optimis kami punya pengalaman. Dosen kami banyak lulusan luar negeri. Kami punya program S2 dan S3 bahasa Arab. Mahasiswa asing berbahasa Arab banyak. Jadi peserta bisa langsung praktik berbahasa dengan mereka", pungkasnya. [M452Q]

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 25-11-2015 Jam: 13:57:59 | dilihat: 2471 kali