Laporan Kunjungan di Michigan (3): <br> Berburu Teori, Terapkan Dalam Negeri




Michigan (Diktis, 7/3) – Sejak tahun 2012, USAID Prestasi melakukan pendampingan lembaga pendidikan pada jenjang dasar dan menengah baik yang berada di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementerian Agama. Temuan selama pendampingan tersebut antara lain bahwa persoalan pendidikan pada jenjang tersebut bermuara pada lembaga pendidikan penyiap tenaga guru, dan itu ada pada perguruan tinggi. Maka dari itu, beberapa perguruan tinggi dilibatkan secara intensif untuk melakukan pendampingan bersama USAID Prestasi. Pada akhir tahun 2015, USAID Prestasi dengan programnya yang disebut dengan University Connect, memberangkatkan sebagian dosen-dosen pada fakultas yang telah lama terlibat dalam program USAID Prioritas untuk melakukan benchmarking dengan perguruan tinggi di luar Negeri yang dianggap terbaik dalam pelaksanaan penyiapan guru. Perguruan tinggi yang dipilih adalah Michigan State University—biasa disebut MSU—East Lansing US.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, bahwa perguruan ini dipandang perguruan terbaik dalam penyiapan tenaga guru di United State (US).

Dosen Perguruan Tinggi di Indonesia yang diberangkatkan ke MSU pada akhir tahun 2015 dan awal tahun 2016 sebanyak 42 dosen dari 14 LPTK atau Fakultas yang menangani penyiapan tenaga guru ditambah 3 (tiga) kementerian. Di antara perguruan tinggi Islam yang mendapatkan kesempatan tersebut adalah UIN Sunan Gunung Djati, UIN Walisongo, UIN Ar-Raniry, UIN Alauddin, UIN Sumatera Utara, UIN Sunan Ampel dan IAIN Sultan Maulana Hasanuddin.

Selama masa di MSU, para dosen tersebut melakukan investigasi dalam rangka pengumpulan data berkenaan dengan pelaksanaan penyiapan tenaga guru, baik di universitas maupun di sekolah mitra. Hal-hal yang menjadi temuan kemudian akan diterapkan di perguruan tinggi masing-masing setelah dilakukan modifikasi.

Presentasi yang disampaikan di hadapan government official baik dari Kementerian Agama, Kementerian Riset –Teknologi da Pendidikan Tinggi, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan banyak menginformasikan hal-hal baru. Government official yang hadir di forum tersebut adalah Dr. Syafiuddin, MA, Anis Masykhur MA (keduanya perwakilan dari Kemenag), Dr. Ir. Paristianti Wardani, M.Si. (Kemeristek Dikti), Santi Ambarukmi, M.Ed dan Ferry Yulmarino (Kemdikbud). Satu demi satu peserta menyampaikan hasil investigasi sementaranya.

“Tema-tema yang anda angkat sangat menarik untuk menyempurnakan proses pelaksanaan penyiapan guru di perguruan tinggi masing-masing,” ujar Anis Masykhur pada saat memberikan masukan pada sessi presentasi middle term investigasi. “Karna pada sistem pendidikan di Indonesia, penyiapan guru masih melalui dua pintu yakni PPG Konkuren dan Konsekutif, maka para dosen diharapkan dapat memodifikasi substansi proses pelaksanaan penyiapan guru professional. Kemudian modifikasi tersebut diujikan,” ujarnya memberikan masukan. Hal senada juga disampaikan oleh Dr. Ir. Paristianti, M.Si, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristek-Dikti yang memotivasi para dosen agar lebih serius dalam menggali data. Mantan atase di Philipina tersebut menyatakan, “Saya meminta Ketua untuk mengkoordinasikan tema-tema yang akan digali informasinya. Sehingga jika dikumpulkan semuanya, hasil investigasi ini dapat menghasilkan informasi yang utuh tentang pelaksanaan pendidikan penyiapan guru yang berkualitas,” jelasnya memberi masukan. Bahkan, di hadapan mereka, Direktur yang juga mantan Dekan salah satu perguruan tinggi di Cianjur tersebut dengan tegas akan mensupport dengan dana khusus. “Buat kawan-kawan, silahkan presentasikan untuk penerapannya, kami akan biayai usulan saudara,” ujarnya memotivasi.Namun demikian, implementasi program di dalam negeri pasca kunjungan selama di MSU akan terus didampingi oleh USAID Prioritas.

Masukan dan kritikan disimak secara serius oleh para dosen tersebut. Dan hasil pengumpulan data tersebut akan dikaji terakhir pada tanggal 28 Maret s.d. 3 April 2016 nanti di Jakarta. Setelah itu, para dosen akan menerapkannya di perguruan tinggi masing-masing, tentunya setelah dilakukan modifikasi. Maka dari itu, pasca keterlibatan tersebut, semua pihak yang berkepentingan harus mendukung proses implementasinya di PT-nya masing-masing, baik dengan dukungan kebijakan maupun finansial. Kami menunggu hasilnya!! (4n1e5)

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 09-03-2016 Jam: 00:34:36 | dilihat: 1281 kali