Laporan Kunjungan Michigan (2):<BR> Bagaimana Implementasi Liberal Art Education?




Michigan (Pendis, 4/3) - Guru memegang peranan penting dalam merubah kondisi suatu bangsa. Jika salah treatment, maka akan berdampak buruk pada guru dan—tentunya—para muridnya. Hal ini disadari betul oleh pengelola Michigan State University (biasa disingkat MSU). Maka, muatan liberal art education diberikan selama dua tahun.

Tema-tema umum seperti perubahan iklim, pendidikan keanekaragaman (diversity education), pranata sosial, dan sejenisnya termasuk subjek yang ditekankan. Dari sinilah, peserta didik dibekali pentingnya menghargai perbedaan dalam segala aspek.

Selanjutnya, pada tahun ketiga, seorang mahasiswa jika sudah dapat menentukan kemantapan profesi yang akan ditekuninya, misalkan menjadi seorang guru, dia harus mengambil dua kursus yakni psikologi pendidikan dan konseling.

Dalam prosesnya, di fakultas pendidikan MSU. Di dalam proses pendidikannya, setidaknya dibagi ke dalam tiga katagori. Sepertiga matakuliah bermuatan liberal art, sepertiganya lagi bermuatan mata kuliah pilihan dan sepertiga muatan jurusan.

Liberal art ditempuh selama 2 tahun. Seorang mahasiswa yang—misalnya—pada awalnya berkeinginan untuk menjadi guru matematika, maka dia harus mengambil kuliah di fakultas ilmu matematika (bukan fakultas ilmu pendidikan matematika). Menurut Baldwin, seorang guru harus menguasai konten. Selanjutnya, ketika di tengah perjalanan, jika ada keinginan berubah jurusan, dia dapat pindah jurusan. Namun jika ingin tetap melanjutkan sebagai guru, maka pada tahun ketiga, dia harus mengambil 2 kursus, yang disebut dengan pedagogical content knowledge dan juga mata kuliah pilihan. Yang disebut pedagogical content knowledge (PCK) bukanlah matakuliah pedagogic an sich, namun mata kuliah yang lebih memperdalam paradigmatik keilmuan pedagogiknya. PCK bukanlah menyampaikan bagaimana cara seorang guru mengajar di kelas, tapi lebih filosofis dari yang sekedar teknis.

Kemudian untuk bisa mengajar pada lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah, selama 1 tahun untuk penguatan kompetensi profesi keguruannya. Di system pendidikan di Indonesia, mirip Pendidikan Profesi Guru (PPG). Dalam selama satu tahun tersebut, mahasiswa ditugaskan untuk langsung praktik di sekolah dengan didampingi secara serius oleh para professor dan guru pamong. Professor memerankan sebagai “stimulan” agar mahasiswa bisa menemukan masalahnya dalam proses pengajarannya dan didorong agar mampu menemukan permasalahannya sendiri, bahkan jika memungkinkan bisa menghasilkan teori baru. Profesor pendamping bukanlah dosen yang mendampingi sewaktu-waktu jika diperlukan, namun ia terus mengawasi dan mendampingi selama satu minggu; 4 hari di sekolah dan 1 hari di kampus. Satu hari dikampus tersebut dilakukan refleksi, dengan masa waktu 6 jam, tiga jam waktu pagi dan 3 jam di waktu sore.

Di sini tampak sekali bahwa fakultas pendidikan secara sadar memerankan sebagai lembaga sertifikasi. Fakultas pendidikan tidak memberikan gelar, ia hanya memberikan sertifikat. Gelar hanya melekat berdasarkan fakultas utamanya, bukan fakultas pendidikan profesinya. Pendidikan profesi hanya dibuktikan dengan adanya sertifikat.

Universitas Populer Karena Menerapkan Liberal Art Education

Baldwin menyatakan bahwa universitas-universitas terkemuka di US menerapkan liberal art education. Memang, PT tersebut dalam pandangan masyarakat umum tidak “bermasa depan” karena tidak jelas profesi apa yang akan ditekuninya. Fakta menunjukkan bahwa di universitas tersebut biasanya jumlah mahasiswanya sedikit karena proses seleksinya juga ketat. Hal demikian membawa keuntungan tersendiri dan berimplikasi positif di antaranya interaksi antara professor dengan mahasiswa menjadi intensif. Dalam liberal art education, interaksi mahasiswa dengan professor adalah keniscayaan. Maka dari itu, proses pembelajaran online menjadi salah satu tantangan tersendiri liberal art education. Hal demikian mengingatkan norma pendidikan di masyarakat muslim Indonesia, bahwa dalam pendidikan sangat ditekankan talaqqi.

Begitu pentingnya liberal art, sehingga pemerintah US memberikan anggaran prioritas bagi universitas yang mengimplementasikan liberal art education. Maka dari itu, meski jumlah mahasiswa sedikit, perguruan tinggi tersebut tetap bisa berdiri tegak. (To be continued...) ***n-one-5**

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 04-03-2016 Jam: 21:31:57 | dilihat: 956 kali