Lokalitas, Etnis, dan Keragaman Suku menjadi Isu Hangat Komisi Seleksi Calon Ketua STAIN Sorong




Gunung Sahari (27/04). Pertanyaan seputar lokalitas, etnis, dan keragaman suku di Tanah Papua menjadi isu hangat yang disampaikan oleh Komisi Seleksi Calon Ketua STAIN Sorong pagi ini di Jakarta. Pertanyaan ini sangat beralasan, mengingat letak geografis Sorong yang berada di kepala burung propinsi Indonesia Timur ini menjadi barometer ragam keberagamaan di Tanah Papua Barat.

Bahkan salah satu Calon Ketua menyampaikan bahwa data mahasiswa yang ada di STAIN Sorong adalah umat Islam keturuan yang telah hijrah dan menetap di tanah Papua Barat. Sedangkan penduduk dari suku dan etnis Papua Barat adalah minoritas beragama Islam dan belum menjadikan pendidikan di STAIN Sorong sebagai pilihan utamanya. Tantangan inilah yang akan dihadapi sekaligus peluang yang akan dibangun oleh para Calon Ketuanya.

STAIN Sorong diharapkan dapat menjadi barometer pengembangan peradaban dan kebudayan Islam di tanah Papua. Harapan ini bukan hanya pada komunitas muslim pendatang semata, tetapi juga kepada komunitas dan penduduk asli tanah Papua. Persoalan ini juga dihadapkan dengan kondisi STAIN Sorong yang minus SDM dan penganggaran sehingga tantangan yang dihadapi menjadi semakin berat.

Kendati demikian, peminat sebagai Calon ketua STAIN Sorong periode 2016-2020 ini sebanyak tiga orang. Mereka adalah dosen STAIN Sorong yang sudah mengabdi dan mengenal kondisi sosial budaya Papua Barat selama beberapa tahun terakhir. Calon ketua dengan nomor urut 1 adalah Prof. Dr. Abustani Ilyas, sebagai ketua incumbent STAIN Sorong yang sebelumnya adalah Guru Besar Ilmu Hadis pada UIN Alauddin Makassar. Calon ketua dengan nomor urut 2 adalah Dr. Hamzah selaku Wakil Ketua STAIN Sorong dan sebelumnya adalah Lektor Kepada pada UIN Alauddin Makassar. Dan calon ketua dengan nomor urut 3 adalah Dr. Surahman, yang dikenal sebagai Da’i dan Dosen STAIN Sorong sejak perguruan tinggi al-Hikmah ini resmi ber plat merah menjadi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di tahun 2008 silam.

Hadir dalam sidang komisi, Prof. Dr. Nasaruddin Umar Selaku Ketua, Prof. Dr. Nur Syam, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, Prof. Dr. Kacung Marijan, Prof. Dr. Imam Suprayogo, dan Prof. Dr. Didin Hafidhuddin selaku anggota, serta Prof. Dr. Amsal Bakhtiar selaku Direktur Pendidikan Tinggi Islam. [Rafiq]

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 27-04-2016 Jam: 11:55:47 | dilihat: 1350 kali