Menjadi Mahasiswa dan Observer di Kelas Bahasa Indonesia Goethe University, Frankfurt




Frankfurt (2/11). Sudah menjadi rutinitas yang menyenangkan bagi peserta ARFI Jerman ketika mengikuti perkuliahan di kampus Goethe University Frankfurt. Kegiatan kegiatan ini selalu di lakukan oleh peserta ARFI dengan sangat antusias setiap jadwal perkuliahan. Dengan membaur dengan mahasiswa/i lokal terasa seperti mahasiswa lokal juga. Banyak pengalaman yang didapati selama perkuliahan di kelas seperti bagaimana dosen mempersiapkan bahan ajar atau silabus yang akan di sampaikan oleh mahasiswa, fasilitas pendukung perkuliahan, ruangan perkuliahan, dan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Ada beberapa kelas yang kami ikuti seperti, kelas internasional yang menggunakan bahasa Inggris dan juga menggunakan bahasa Jerman di antaranya kelas Politic and Culture in Indonesia, Escalation strategies conflict in South east Asia dan Bahasa Indonesia. Banyak mahasiswa Jerman yang mangambil mata kuliah ini,

Kelas Bahasa Indonesia adalah kelas yang paling banyak peminat apalagi yang mengambil spesialisasi South East Asia. Kami peserta ARFI berinisiatif untuk bergabung ke kelas ini, walaupun mata kuliah bahasa Indonesia. Yang membuat menarik dari kelas iniadalah mata kuliah ini menggunakan pengantar Bahasa jerman. Ini menambah pengalaman keilmuan kami dari bagaimana bahasa Indonesia di ajarkan dengan menggunakan bahasa Jerman.

Dosen bahasa Indonesia di kelas ini adalah Pak Notofher. Pak dosen yang baik dan ramah ini sangat senang menyambut kedatangan kami. Sebelum perkuliahan di mulai satu persatu di perkenalkan dan meyebut nama kami dengan tag name yang ada di depan meja. Dan kami pun memperkenal diri dari ARFI Kementerian Agama dan pak dosen langsung merespon dengan cepat dan mengetahui bahwa Tim ARFI ada di Goethe University.

Disamping mahasiswa kami pun menjadi observer untuk melihat bagaimana perkuliahan bahasa Indonesia dengan menggunakan bahasa Jerman. Masing masing mahasiswa sudah memiliki buku wajib “Bahasa Indonesia” Indonesisch fur Deutsche Teil 1 ) hasil karya dari pak Notofher yang bersampul merah putih itu lengkap dengan terjemahan Jerman. Suasana perkuliahan yang menyenangkan dan dosen yang sangat inspiratif dengan contoh dan cerita cerita tentang Indonesia di sela sela topik mata kuliah yang di ajarkan.

Pak Notofher yang sudah berumur 73 tahun selalu segar dan banyak contoh atau ungkapan humor. Semangat nya untuk mengajar tampak dari keseriusannya dan semangat mengajar dengan sabar dan tenang kepada mahasiswa/i Jerman yang mengambil mata kuliah ini. Kami pun di dapuk untuk membantu beliau dalam mengucapkan dan mengungkapkan berbagai kalimat dengan menggunakan ekspresi dan intonasi yang benar.

Sekitar 45 mahasiswa/I Jerman terlarut dengan keasikan mengucapkan kalimat, kata demi kata dan intonasi dari contoh contoh percakapan. Tersebutlah Anke seorang dokter jiwa yang ikut mata kuliah ini untuk mempersiapkan dirinya untuk kembali ke Indonesia untuk menjadi dokter jiwa dan mengajar di salah satu universitas di Jakarta dan Niko seorang anak muda termotivasi untuk memperlajari bahasa Indonesia karena jatuh cinta akan keindahan alam, budaya dan orang orang Indonesia. Perkenalan dengan mahasiswa Jerman pun berlangsung sambil bertukar informasi tentang budaya jerman dan Indonesia khususnya.

Tanpa di sadari dua jam kelas Indonesia selesai sebagai mahasiswa dan observer, di akhir penutup perkuliahan Pak Notofher mengundang kami untuk masuk di kelas bahasa Indonesia selanjutnya di minggu depan. Bergabung di kelas ini juga sebuah kesempatan untuk mepromosikan program ARFI dan Kementerian Agama Republik Indonesia untuk membangun network dan sharing pengalaman akademik dan non akademik antara Indonesia dan Jerman. Salam musim gugur dari Frankfurt. [Ismail Sulaiman, Goethe University, Frankfurt]

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 02-11-2015 Jam: 17:57:03 | dilihat: 1295 kali