PESERTA ARFI AUSTRIA ADAKAN DIALOG AGAMA DAN BUDAYA DENGAN KEMENLU AUSTRIA




Wina (21/10). Para dosen peserta Academic Recharging for Islamic Higher Education (ARFI) Austria mengdakan dialog keagamaan dan kebudayaan di kantor kementerian luar negeri Austria di Wina pada Selasa, 20 Oktober 2015. Kegiatan ini merupakan kegiatan resmi yang telah dijadwalkan oleh pembimbing ARFI Austria, Prof. Rüdiger Lohlker.

Lolkher berharap peserta dapat lebih memahami kondisi sosio kultural di Wina. “Dialog ini penting dilakukan, agar para peserta ARFI Austria yang juga Duta dari Indonesia mempunya pemahaman yag komprehensif tentang Agama dan Budaya di Austria”.

Dialog dimulai pada pukul 10.00 – 12,00 waktu Wina dan berlangsung hangat. Para peserta ARFI sangat antusias mendengarkan penjelasan dari Aloisia Wörgetter, Kepala Divisi Dialog antara Budaya dan agama Kementerian Luar Negeri Austria. Wörgetter menjelaskan bahwa kementerian luar negeri Austria sangat intens menyelenggrakan event-event yang memberikan pemahaman tentang budaya dan agama di Wina. “Salah satau program unggulan kami adalah Journey of Encounter, yaitu sebuah program yang mempersatukan Rabi (Pemimpin Agama Yahudi) dengan

Imam (Islam) untuk melakukan perjalanan keliling Eropa secara bersama”, jelas Wörgetter. “Hasil dari program ini adalah masyarakat dapat hidup harmonis meskipun berbeda keyakinan dan agama, sehingga dapat mengeliminir ‘ketegangan’ antara muslim dengan Yahudi, khususnya di Eropa” pungkas Wörgetter.

Sementara dalam konteks Budaya, Catrina, staf internship di kantor tersebut menjelaskan bahwa setiap tahun kementerian luar negeri mengadakan kompetisi dalam bidang kebudayaan yang tidak hanya khusus bagi warga Austria, akan tetapi terbuka secara umum dari semua negara dan bangsa. “Kami berharap dari Indonesia ada yang dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan semacam ini di waktu mendatang”, jelas Catrina.

Sementara itu, para peserta ARFI secara bergiliran menyampaikan paparan mengenai kehidupan beragama dan kebudayaan di Indonesia. Erwin Hafid menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai tantangan yang juga berat dalam menjaga persatuan bangsa, karena Indonesia tidak hanya plural dari sisi agama, akan tetapi suku, ras, etnik dan budaya. “Untuk menghadapi tantangan tersebut semua elemen bangsa berperan untuk mencari solusi dan menyelesaikan masalah yang ada” jelasnya.

Peserta lain, Ahmad Afnan Anshori menjelaskan bahwa Perguruan Tinggi Islam yang notabene berada di bawah naungan Diktis Kemenag RI telah melakukan upaya upaya serius dalam menjembatani perbedaan, bukan hanya antara agama, akan tetapi juga intra agama dan antar budaya. “Salah satu program yang kami laksanakan adalah mengadakan dialog rutin antara pemuda dan mahasiswa dari berbagai agama dan latar belakang budaya”, tukasnya.

Sementara itu, Dody, S. Kusuma Negara, Konselor Kedutaan Besar Republik Indonesia sangat mendukung dialog semacam ini. “Kami sebagai representasi dari pemerintah sangat berharap dialog semacam ini dapat berlangsung lebih intens”. “Dialog semacam ini akan mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Austria yang telah terjalin harmonis selama ini”, pungkasnya.

Kegiatan ARFI memang terbukti sangat bermanfaat, tidak hanya dalam bidang akademik peserta, akan tetapi juga dalam bidang agama, budaya dan wawasan global mereka. Peserta mendapat pengalaman dan wawasan mengenai kehidupan beragama di Eropa dan juga memiliki kesempatan untuk memberikan wawasan keberagamaan agama dan kebudayaan di Indonesia kepada masyarakat Eropa, khususnya Austria. Kedepan, Program-program semacam ini perlu ditingkatkan oleh Diktis Kemenag RI agar semakin banyak Dosen mempunyai kesempatan untuk menambah wawasan akademik dan budaya. (Imam dan Tuti)

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 21-10-2015 Jam: 11:53:30 | dilihat: 873 kali