Sidang Calon Guru Besar Sepi Peminat!

Sawah Besar (28/10). Direktorat Pendidikan Tinggi Islam menggelar kegiatan Sidang Calon Guru Besar yang dilaksanakan pada hari Rabu di Hotel Sriwijaya Sawah Besar. Kegiatan ini dihadiri oleh Tim Penilai Sidang Guru Besar yang dipimpin oleh Prof. Dr. Quraish Sihab, MA.

Sedarinya, Tim Penilai Pusat untuk Calon Guru Besar Kemenag sebanyak Sembilan orang. Tetapi karena ada halangan tertentu, maka dua orang tidak bisa hadir, yaitu Profesor/Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Profesor/Guru Besar IAIN Surakarta. Keduanya adalah orang baru yang ditunjuk untuk turut serta dalam penilaian berkas calon Guru Besar Kemenag. Tetapi karena ada gangguan teknis, akhirnya keduanya tidak bisa hadir dalam sidang.

Berbeda dengan sidang calon Guru Besar pada semester sebelumnya, bahkan pada tahun-tahun sebelumnya, Berkas Usulan calon Guru Besar untuk semester ini hanya tujuh orang. Minimnya usulan dosen PTKI untuk mengajukan usulannya sebagai calon Guru Besar sebagai imbas dari Permenpan & RB No 17 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya Jo Permenpan & RB No 46 Tahun 2013. Dalam Permenpan ini No 46 Pasal 26 Ayat 3 disebutkan bahwa dosen yang mengajukan usulan Guru Besar paling singkat sudah 3 (tiga) tahun setelah memperoleh ijazah Doktor (S3); memiliki karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi; dan 4 memiliki pengalaman kerja sebagai dosen paling singkat 10 (sepuluh) tahun.

Beratnya persyaratan di Tahun 2015 dengan kewajiban memiliki jurnal internasional bereputasi dan terindeks scopus ini, menyebabkan dosen-dosen PTKI tidak bisa melengkapinya. Akhirnya, sidang calon Guru Besar pada semester ini sepi peminat. Banyak dosen yang sudah menyiapkan usulannya dengan hanya berbekal jurnal nasional terakreditasi, tidak jadi dikirim ke Tim Penilai Pusat Kemenag. Bahkan dari tujuh calon Guru Besar yang disidangkan ini, hanya ada dua orang dosen yang dinyatakan layak untuk diteruskan usulannya ke Kemenristek dan DIKTI secara online. [Rafiq/Nununk]