Prof. Dr. Phil Kamaruddin Amin : "Keberpihakan Anggaran Jurnal PTKI Harus Ditingkatkan"




Tangerang (Diktis, 7/11) – Statemen tersebut disampaikan ketika Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, MA, Direktur Jenderal Pendidikan Islam setelah mendapatkan informasi tentang besaran dana yang diberikan untuk pengelolaan Jurnal. Di awal pengarahannya di hadapan peserta Temu Konsultasi Pengelola Jurnal Ilmiah pada PTKI di Ballroom Padjajaran Suites Tangerang, Kamaruddin bertanya, “Berapa Anggaran di masing-masing jurnal? Mohon ada informasinya dari pengelola Studi Islamika atau Al-Jamiah?” Selanjutnya, peserta menginformasikan dengan aneka ragam anggaran, namun pada umumnya belum memenuhi standar.

Memprihatinkan memang, dari pertanyaan tersebut, pengelola jurnal menyampaikan bahwa rata-rata biaya yang disediakan untuk jurnal di bawah limapuluh juta. Maka ketika Kamaruddin menawarkan di hadapan peserta, para pengelola langsung meresponnya. “Apa satu milyar cukup?” tanya Kamaruddin memancing. Tanpa jawaban, peserta langsung bertepuk tangan, merasakan optimisme tahun depan akan ada keberpihakan terhadap anggaran jurnal. Selanjutnya, Kamaruddin menyampaikan bahwa Dirjen sudah menyampaikan instruksi kepada PTKIN untuk memperhatikan perkembangan penelitian terutama eksistensi Jurnal. “Kami telah mewajibkan setiap PTKIN untuk mengalokasikan 30% dari anggaran BOPTN-nya untuk penelitian, termasuk di dalamnya adalah jurnal,” ujarnya menegaskan. Jurnal adalah media bagi akademisi PTKI untuk “menyuarakan” pemikiran-pemikirannya. Tanpa itu, pemikiran masyarakat PTKI tidak akan terdengar. Sebagai pemegang policy, Direktur berkepentingan untuk mengeluarkan kebijakan pentingnya menaikkan anggaran jurnal.

“Saya akan minta bagian perencanaan agar masing-masing PTKI mengalokasikan satu miliar untuk jurnal pada jenis Universitas, tujuhratus limapuluh juta untuk IAIN dan limaratus juta untuk STAIN,” ungkapnya menyemangati. Namun demikian, kenaikan anggaran untuk jurnal akan menghadapi tantangan di ruang anggaran. Menurut Sri Wahyuni, pengelola jurnal pada UIN Maulana Maliki, menyatakan bahwa kesulitan penganggaran jurnal karena tidak ada ruang untuk pencantuman mata anggaran. Maka, penghargaan anggaran selama ini hanya dinilai untuk satu kali penerbitan. Tidak ada ruang kreasi untuk membiayai fleksibiltias kegiatan, seperti biaya bulanan.

Merespon keluhan tersebut, Kamaruddin meminta kepada Kasubdit Penelitian, Mamat S Burhanuddin, untuk melakukan kajian berkenaan dengan akomodasi pengelolaan jurnal. Sehingga, jurnal bisa dikelola secara professional dan bisa menyuarakan Islam ke luar.

Pada kegiatan ini, Diktis menghadirkan 200 pengelola Jurnal Ilmiah pada PTKI se-Indonesia, yang diformat dalam pertemuan Temu Konsultasi Pengelola Jurnal Ilmiah yang berlangsung sejak tanggal 6 - 8 Oktober 2015. Pada pertemuan ini pula, para pengelola jurnal mendapatkan bimbingan teknis dari SCOPUS, sebuah lembaga yang dikenal sebagai peng-indek jurnal, agar jurnal pada kajian keagamaan bisa terindeksasi oleh SCOPUS. ***N15

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 09-10-2015 Jam: 11:09:10 | dilihat: 1105 kali