Saatnya Berkolaborasi, Bukan Berkompetisi




Surabaya (Diktis, 5/8) – Itulah yang dikatakan De Brooks, pakar Asset Based Community Development (ABCD) dari Jeder Institute Australia di Sessi Pleno ICON UCE, Kamis (7/8) kemarin. De Brook adalah expert yang setia mendampingi para dosen di Universitas Mitra SILE-Project dalam menerapkan ABCD. Menurutnya, para ‘pengabdi’ atau pelaksana program-program pemberdayaan harus menyadari bahwa dirinya bukan manusia serba bisa dan serba tahu. Sementara yang dihadapi adalah masalah sosial yang begitu kompleks dan tidak bisa diselesaikan dengan satu perspektif disiplin ilmu. Maka dari itu, pelaksanaan program pemberdayaan bukan membiarkan pelaksananya berkompetisi. Karena kompetisi itu akan menyebabkan saling ‘menyikut’.

Hal senada juga dikatakan oleh Prof. Dr. Prastowo, dari LPPM Institut Pertanian Bogor (IPB). Kolaborasi mutlak dibutuhkan, bisa antar jurusan, lintas fakultas bahkan lintas perguruan tinggi.

Menariknya, Prastowo juga menginformasikan skemanya untuk lebih mengoptimalkan proses penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Menurutnya, IPB sudah mengalokasikan 60% untuk skema riset kolaboratif institusi yang tema/fokus risetnya sudah ditentukan oleh pihak LPPM. Tentunya, rumusan tema riset berpijak pada renstra dan road map penelitian & pkm serta sesuai visi misi institusi. Sedangkan 40%-nya diskemakan untuk jenis penelitian/pengabdian kompetitif yang temanya bebas sesuai dengan pengembangan keilmuan masing-masing.

Selain menghadirkan De Brooks dan Prof. Dr. Prastowo, ICON UCE juga menghadirkan pejabat dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi benchmark bagi pelaksanaan program-program pemberdayaan. (n15)

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 05-08-2016 Jam: 09:10:40 | dilihat: 1033 kali