Seminar Tahunan Ke 12 Pusat Studi Oman di Universitas Al Al-Baiyt




Jordania (DIKTIS). Udara kota Mafraq terasa dingin walaupun matahari masih bersahabat memberikan rasa panas, ternyata bulan ini sudah mulai memasuki musim dingin dengan suhu 13 celcius. Tim POSFI diundang sebagai tamu kehormatan pada seminar tahunan ke 12 pusat studi Oman dengan tema keistimewaan mushthalah dan sumber-sumbernya pada warisan peradaban Oman (16/11). Jam 09.00 tepat kami dijemput oleh kendaraan kampus Al Al-Baiy langsung menuju ke Aula Husen bin Ali untuk mengikuti acara pembukaan.

Tepat jam 09.30 acara dibuka dimulai dengan ceremonial penyambutan dengan musik khas universitas, semua yang hadir berdiri, setelah selesai acara dibuka dengan pembacaan Al-Quran kemudian sambutan-sambutan dari ketua pelaksana sekaligus direktur pusat studi Oman yaitu Prof.Dr. ’Ilyan Abdul Fatah Jaludi, sekretaris jenderal kantor fatwa Oman yaitu Syekh Ahmad bin Suud Siyabi, rektor universitas Al Al-Baiyt Prof.Dr. Dhiyauddin Arafah, dihadiri juga oleh duta besar Oman untuk Jordania Khamis bin Muhammad al-Farisi

Ceremonial tersebut sangat unik karena sangat singkat hanya 77 menit, dan yang menarik adalah bahwa mc dan yang mengaji semuanya dosen yang bergelar Doktor senior. Pada acara pembukaan tersebut disebutkan bahwa seminar tahunan ini diikuti oleh 43 peneliti dari berbagai negar Jordania, Oman, Saudi Arabi, Palestina, Al-Jazair, dan Maroko.

Jam 10.48 kami naik bis menuju aula Muslim untuk mengikuti sesi seminar yang diselenggarakan selama dua hari selasa-rabu 15-16 November 2016, letaknya masih di kampus Al Al-Baiyt butuh waktu 5 menit untuk mencapai aula Muslim dari aula Husen bin Ali.

Sesi pertama dipimpin langsung oleh Syekh Ahmad bin Suud Siyabi dengan mempersilahkan 3 narasumber untuk mempersentasikan hasil penelitiannya, ketua sidang memberikan wakto 10 menit, setelah semua narasumber menyampaikan presentasinya kemudian dikritisi oleh reviewer (mu’aqqib) selama lima menit. Pada jam 13.30 rehat untuk makan bersama di aula khusus restoran di lingkungan universitas. Kami terkesan dengan budaya arab dimana sebelum ke restoran kami menunggu diruang tunggu khas Jordania tentunya lalu kami antri untuk mencicipi menu khas Jordania, pada hari pertama kami dihidangkan mesu nasi Uzzi dengan daging anak kambing yang tentu sangat menggoyangkan lidah untuk segera menyantapnya, selain itu ada roti khas (’Isyy), daging ayam yang besar-besar mulai dari ukuran yang 1/4, 1/3 dan 1/2 yang tentu bagi tim POSFI sangat besar, sebab ketika kami belanja daging ayam kami meminta dipotong 8-12 potong mereka heran karena bagi mereka satu ekor ayam paling banyak dibagi 4 potong, tapi ada juga kawan kami yang mampu memakan ukuran 1/2 daging ayam ditambah daging kambing, rupanya waktu satu bulan cukup untuk menyesuaikan lidah kami dengan menu khas Jordania.

Pada hari pertama ada tiga sesi presentasi makalah, sayangnya tidak ada proceeding, kami hanya memperoleh kumpulan abstrak dan biografi ke 43 pemakalah. Kami memang tidak dapat mengajukan sebagai nara sumber karena pengiriman paper sudah ditutup 3 bulan sebelum pelaksanaan, mungkin ditahun-tahun yang akan datang ada peneliti Indonesia yang dapat berkontribusi pada seminar tahunan tersebut. Hanya saja memang seminar ini temanya lebih terkonstrasi kepada pengembangan budaya dan peradaban Oman seperti tema sekarang yang begitu asing bagi kami karena mengulas istilah-istilah bahasa arab Oman yang digunakan dalam berbagai bidang mulai dari ilmu syar’iyah, pertanian dan sebagainya. Oleh karena itu kami sibuk mencari sumber mu’jam lahjah Omaniyah agar dapat mengikuti seminar tersebut dengan baik, misalnya istilah Khamr dalam bahasa Oman adalah ’Inab (Anggur), begitu juga dengan kata Dhalal dalam surah Yusuf: 8 dalam bahasa Oman adalah Junun. Begitu juga dengan istilah falaj dengan qanath al-ma saluran air (irigasi kuno) peninggalan budaya yang masih dijaga dengan baik. Kami melihat seperti Oman sedang berusaha mempertahankan dan mengangkat peradaban Oman ke dunia luar khususnya negara-negara berbahasa arab, demikian laporan dari Mafraq Jordania. (Tim POSFI/Fathurrohman)

oleh admin-dev | Edisi Tanggal: 24-11-2016 Jam: 10:23:04 | dilihat: 1447 kali